INFAQ
( Menafkahkan Harta di Jalan
Allah )
meliputi belanja untuk
kepentingan Agama Islam, seperti :
Pembangunan Masjid, Musholla, Majlis Ta’lim, Ponpes, Madrasah, Yayasan ,
rumah sakit, dan membiayai pengarang untuk mencetak Kitab-Kitab, Memberi dana
untuk pengajaran & penyebaran ilmu. Usaha penyelidikan Ilmu & Agama dan
lain-lain. Nabi saw bersabda : “ Apabila anak Adam wafat putuslah
amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh
jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain,
dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
KEUTAMAAN INFAQ
“ Perumpamaan (nafkah
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir 100 biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui” . ( QS. Al Baqarah : 261 )
Asbabun Nuzul.
Ayat ini turun berkaitan
dengan sikap dan tindakan mulia dua orang sahabat Nabi saw, yakni Utsman bin
Affan dan Abdurrahman bin Auf. Bahwasanya Rosul saw ketika menganjurkan
masyarakat supaya membelanjakan hartanya demi keperluan perang Tabuk, maka
Abdurrahman bin Auf mengikhlashkan uang sebanyak 4000 dirham, katanya. “ Ya
Rasul, simpanan uangku sebanyak 8000 dirham, setengahnya buat belanja
keluargaku dan setengah lainnya kupinjamkan bagi Tuhanku. Jawab, Beliau saw : “
Semoga Allah memberkati semua hartamu, baik yang dibelanjakan buat keluarga
ataupun yang didermakan demi keperluan agama. Kemudian Utsman berkata : “ Ya
Rasul, aku telah menyediakan dana buat para pejuang yang memerlkannya, maka
turunlah ayat 261 ini.
Sebagian lagi menyatakan,
turunnya ayat ini berkaitan dengan sikap dan tindakan terpuji dari Ali bin Abi Tholib ra, yang mana ia punya
uang sebanyak 4 dirham dan ketika dianjurkan sedekah, maka ia berikan 1 dirham
dimalam hari, 1 dirham disiangnya, dan 1 dirham dirahasiakan, sedang 1 dirham
lagi diberikan secara terang-terangan.
(
Duratun Nasihin )
Cerita lengkap tentang
Sayyidina Ali ini terangkum Di dalam Kitab
Al Mawaidh Al Ushfuriyyah, karangan Syekh Muhammad bin Abu Bakar, yaitu
Hadits Kesebelas – Sedekah di Jalan Allah.
Ja’far bin Muhammad mendapat cerita dari ayahnya yang mendengar dari
kakeknya mengenai Ali.
Suatu hari sepulang dari
rumah Nabi, Ali menengok rumahnya untuk menemui Fatimah yang sedang berdiri.
Salman al Farisi ada di dekatnya sedang mengurai bulu-bulu domba untuk dipintal
Fatimah.
“ Wahai wanita mulia, apakah
kamu punya makanan untuk suamimu ?” tanya Ali.
“ Demi Allah aku tak punya
sesuatu. Ini ada 6 dirham dari Salman ketika aku memintal. Akan kubelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”
“Biar aku saja yang beli. Mana uang itu ?” kata Ali
Kemudian pergilah Ali untuk membeli makanan. Ditengah perjalanan, tiba-tiba
seorang laki-laki berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih
dan selalu menepati janji ?”
Ali memberikan 6 dirhamnya pada lelaki itu dan pulang ke rumah dengan
tangan hampa. Fatimah mengetahui. Lalu menangis. “ Wanita mulia, mengapa
menangis ? ” sahut Ali. “ Wahai Suamiku,
kamu pulang tanpa membawa sesuatu ?”. kata Fatimah.
“ Wahai wanita mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.” Kata Ali. “Sungguh ! aku mendukung itu.” Kata Fatimah.
Kemudian Ali pun keluar dan ingin bertemu dengan Nabi. Ditengah perjalanan,
tiba-tiba datanglah orang Badui kepadanya menawarkan seekor onta.
“Hai Abu Hasan !” sapa Badui.
“Belilah onta ini.” Ali menjawab; “Aku tak punya uang,” ……….“Bayar Tempo
saja.”…….“Berapa ?”……”Seratus Dirham.”
“ya, kubeli.” Kemudian Ali pun meneruskan perjalanannya, sebentar kemudian
dating Badui lain. “ Hai Abu Hasan, apa onta ini kau jual ?”
“Ya.”……”Berapa ?”…….”Tiga ratus Dirham.”….. “Ya, aku beli.” Badui itu melunasi 300 dirham dan mengambil
onta tersebut.
Kemudian Ali bergegas pulang, menemui istrinya. Fatimah tersenyum melihat
suaminya pulang dan bertanya; “Apa ini, wahai Abu Hasan ?”
“Wahai putri Rasul. Kubeli onta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Kujual lagi 300 dirham, kontan. Sekarang aku akan menemui Nabi Muhammad saw
di Masjid.”
Ketika Ali masuk Masjid, Nabi tersenyum melihatnya. “Hai Abu Hasan ! Kau
yang bercerita atau aku yan bercerita ?”
“Antum saja yang bercerita, wahai Rasul.”
“Tahukah kamu siapa Badui yang menjual dan Badui yang membeli onta tadi ?”
“Tidak. Allah & Rasulnya yang lebih mengetahuinya.”
“Berbahagialah kamu. Kamu telah meminjamkan 6 dirham kepada Allah dan Allah
memberimu 300 dirham. Tiap 1 dirham mendapat
ganti 50 dirham. Yang pertama dating kepadamu adalah Jibril as. Yang terakhir
adalah Mikail as.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar