Senin, 27 Oktober 2014

Si kaya akan menjadi mulia apabila senantiasa menghormati si miskin serta menyantuni mereka sebelum mereka memintanya



Si Kaya vs Si Miskin

اذا مالأمير بباب الفقير # فنعم الأمير و نعم الفقير
اذا مالفقير بباب الأمير # فبئس الفقير و بئس الأمير

Letak kemuliaan seseorang bukanlah pada harta ataupun jabatan sebagaimana sebagian manusia senantiasa menjadikan keduanya sebagai barometer. Namun sesungguhnya kemulian seseorang terletak pada pada hatinya! Apapun keadaan orang tersebut, baik kaya atau miskin, punya jabatan atau tidak, tak menjadi sebab bagi kita dalam memuliakan dirinya.

Rasulullah menegaskan dalam hadisnya, Bukanlah disebut saudagar bagi orang yang mempunyai harta banyak. Tetapi saudagar adalah orang yang berhati dan berjiwa lapang dan dipenuhi izzah (kemuliaan).
Si kaya akan menjadi mulia apabila senantiasa menghormati si miskin serta menyantuni mereka sebelum mereka memintanya. Sebaliknya, si miskin menjadi mulia apabila tangannya terasa berat untuk meminta kepada orang lain.

Al Imam Alwi bin Faqihil Muqoddam dalam syair di atas mengatakan, Apabila kau menemui saudagar atau pejabat di depan pintu si miskin, maka merekalah paling mulianya saudagar atau pejabat. Begitu pula si miskin adalah paling mulianya orang miskin. Karena hal ini menunjukkan bahwa para saudagar tak lupa untuk menyantuni si miskin dan si miskin pun mempunyai izzah hingga merasa malu untuk datang meminta ke rumah si kaya.

Beliau melanjutkan tuturannya, Apabila kau menemui si miskin di pintu-pintu si kaya, saudagar atau pejabat, maka merekalah seburuk-buruknya orang kaya dan orang miskin. Karena hal ini menunjukkan bahwa para saudagar telah lalai dalam memperhatikan kebutuhan wong cilik (tafaqqud ahwalil masakin) dan si miskin pun tak mempunyai izzah dan perasaan malu untuk meminta.

Namun orang di zaman sekarang sudah terbalik. Telah menjadi sebuah aib bagi si kaya untuk mendatangi rumah si miskin dan justru menjadi kebanggaan apabila rumahnya disesaki para fuqoro. Merekapun merasa enggan untuk menghadiri undangan si miskin dan merasa risih jika undangannya dihadiri oleh si miskin. Begitu pula si miskin telah menjadikan meminta-minta di jalanan sebagai profesi tanpa ada rasa malu sedikitpun.

Alhasil, apa yang diungkapkan oleh Sayyidina Alwi tersebut singkat tapi betul-betul menjadi suatu ukuran/kaidah tentang mulia tidaknya suatu masyarakat/golongan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang mulia tersebut di dunia dan akherat. Amin.

Etika Dalam Bersedekah & Setan Selalu Menghalangi



Etika Dalam Bersedekah & Setan Selalu Menghalangi

1. Yang Menggugurkan Infaq/sedekah.
- Menyebut & menyakiti (undat-undat_jawa) perasaan sipenerima.
- Riya’ ( pamer & bukan karena Allah)
Firman Allah Ta’ala :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir *.( QS. Al Baqarah : 264 ).
* mereka Ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.

2. Yang harus dilakukan.
- Perkataan yang sopan jika mau memberi atau menolak dengan cara yang baik.
- Pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
Firman Allah Ta’ala :
 “Perkataan yang baik dan pemberian maaf * lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” ( QS. Al Baqarah:263 ).
Firman Allah Ta’ala :
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS.Al Baqarah:262 ).

3. Menampakan & Menyembunyikan Sedekah
Firman Allah Ta’ala :
“ Jika kamu menampakkan sedekah(mu). Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS. Al Baqarah:271 ).

4. Bersedekah dengan sesuatu yang baik
Firman Allah Ta’ala :
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”  ( QS. Al Baqarah:267 )
 
5. Bisikan Syetan didada orang yang akan sedekah/Infaq.
Firman Allah Ta’ala :
 “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia*. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” ( QS. Al Baqarah:268 ).
* balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia

Perumpamaan INFAQ untuk Mencari Keridhaan Allah atau RIYA'



Perumpamaan INFAQ untuk Mencari Keridhaan Allah
Firman Allah Ta’ala :
“ Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya Karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat”. ( QS. Al Baqarah : 265 ).

Perumpamaan INFAQ karena RIYA’ (memamerkan)
Firman Allah Ta’ala :
“ Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya* “. ( QS. Al Baqarah : 266 ).

* Inilah perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya Karena riya, membangga-banggakan tentang pemberiannya kepada orang lain, dan menyakiti hati orang.

Infaq & Sedekah dengan sesuatu yang baik, jangan yang buruk dan untuk mencari Keridloaan Allah



Infaq & Sedekah dengan sesuatu yang baik, jangan yang buruk dan untuk mencari Keridloaan Allah

Firman Allah Ta’ala :
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”  ( QS. Al Baqarah:267 )

Firman Allah Ta’ala :
” Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan Karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”  ( QS. Al Baqarah:272 )

Kehebatan Sedekah Secara Sembunyi



Kekuatan Sedekah Melebihi Gunung dan semua anasir alam

Dari Anas ra, Nabi saw bersabda;
“Ketika selesai bumi diciptakan, ia selalu bergoyang. Lalu Allah ciptakan bukit-bukit dan diancapkan di atasnya, hingga tenanglah bumi tiada lagi bergoyang.
Melihat demikian, para Malaikat kagum dan berkata: “ Ya Tuhan, adakah makhluk ciptaan-Mu yang hebat melebihi bukit-bukit .?
JawabNya: “Ada, yaitu BESI.”…
Yang melebihi besi ?... ada yaitu API….
Dan yang melebihi api ?...ada yaitu AIR….
yang melebihi air .?...ada yaitu ANGIN.
Yang melebihi angin ?...ada,
yaitu manusia yang bersedekah secara rahasia. Pihak kanan (suami) memberikan sedekah, sampai pihak kiri (istri) tiada mengetahuinya. Itulah makhluk cipataanKU yang paling hebat”.
( Duratun Nasihin ) 

Firman Allah Ta’ala :
“ Jika kamu menampakkan sedekah(mu). Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS. Al Baqarah:271 ).

Firman Allah Ta’ala :
“ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS.Al Baqarah:274)


Terbaik adalah merahasiakan. Boleh menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.
 

Keutamaan INFAQ ( 1 menjadi 7 menjadi 700 dstnya )



INFAQ
( Menafkahkan Harta di Jalan Allah )

meliputi belanja untuk kepentingan Agama Islam, seperti :  Pembangunan Masjid, Musholla, Majlis Ta’lim, Ponpes, Madrasah, Yayasan , rumah sakit, dan membiayai pengarang untuk mencetak Kitab-Kitab, Memberi dana untuk pengajaran & penyebaran ilmu. Usaha penyelidikan Ilmu & Agama dan lain-lain. Nabi saw bersabda : “ Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya.”  (HR. Muslim)

KEUTAMAAN INFAQ
 “ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir 100 biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” .      ( QS. Al Baqarah : 261 )

Asbabun Nuzul.
Ayat ini turun berkaitan dengan sikap dan tindakan mulia dua orang sahabat Nabi saw, yakni Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Bahwasanya Rosul saw ketika menganjurkan masyarakat supaya membelanjakan hartanya demi keperluan perang Tabuk, maka Abdurrahman bin Auf mengikhlashkan uang sebanyak 4000 dirham, katanya. “ Ya Rasul, simpanan uangku sebanyak 8000 dirham, setengahnya buat belanja keluargaku dan setengah lainnya kupinjamkan bagi Tuhanku. Jawab, Beliau saw : “ Semoga Allah memberkati semua hartamu, baik yang dibelanjakan buat keluarga ataupun yang didermakan demi keperluan agama. Kemudian Utsman berkata : “ Ya Rasul, aku telah menyediakan dana buat para pejuang yang memerlkannya, maka turunlah ayat 261 ini.
Sebagian lagi menyatakan, turunnya ayat ini berkaitan dengan sikap dan tindakan terpuji dari  Ali bin Abi Tholib ra, yang mana ia punya uang sebanyak 4 dirham dan ketika dianjurkan sedekah, maka ia berikan 1 dirham dimalam hari, 1 dirham disiangnya, dan 1 dirham dirahasiakan, sedang 1 dirham lagi diberikan secara terang-terangan.
( Duratun Nasihin )

Cerita lengkap tentang Sayyidina Ali ini terangkum Di dalam Kitab Al Mawaidh Al Ushfuriyyah, karangan Syekh Muhammad bin Abu Bakar, yaitu Hadits Kesebelas – Sedekah di Jalan Allah.
Ja’far bin Muhammad mendapat cerita dari ayahnya yang mendengar dari kakeknya mengenai Ali.
Suatu hari sepulang dari rumah Nabi, Ali menengok rumahnya untuk menemui Fatimah yang sedang berdiri. Salman al Farisi ada di dekatnya sedang mengurai bulu-bulu domba untuk dipintal Fatimah.
“ Wahai wanita mulia, apakah kamu punya makanan untuk suamimu ?” tanya Ali.
“ Demi Allah aku tak punya sesuatu. Ini ada 6 dirham dari Salman ketika aku memintal. Akan kubelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”
“Biar aku saja yang beli. Mana uang itu ?” kata Ali
Kemudian pergilah Ali untuk membeli makanan. Ditengah perjalanan, tiba-tiba seorang laki-laki berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan selalu menepati janji ?”
Ali memberikan 6 dirhamnya pada lelaki itu dan pulang ke rumah dengan tangan hampa. Fatimah mengetahui. Lalu menangis. “ Wanita mulia, mengapa menangis ? ” sahut Ali.  “ Wahai Suamiku, kamu pulang tanpa membawa sesuatu ?”. kata Fatimah.
“ Wahai wanita mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.” Kata Ali.  “Sungguh ! aku mendukung itu.” Kata Fatimah.
Kemudian Ali pun keluar dan ingin bertemu dengan Nabi. Ditengah perjalanan, tiba-tiba datanglah orang Badui kepadanya menawarkan seekor onta.
“Hai Abu Hasan !” sapa Badui.  “Belilah onta ini.” Ali menjawab; “Aku tak punya uang,” ……….“Bayar Tempo saja.”…….“Berapa ?”……”Seratus Dirham.”
“ya, kubeli.” Kemudian Ali pun meneruskan perjalanannya, sebentar kemudian dating Badui lain. “ Hai Abu Hasan, apa onta ini kau jual ?”
“Ya.”……”Berapa ?”…….”Tiga ratus Dirham.”….. “Ya, aku beli.”  Badui itu melunasi 300 dirham dan mengambil onta tersebut.
Kemudian Ali bergegas pulang, menemui istrinya. Fatimah tersenyum melihat suaminya pulang dan bertanya; “Apa ini, wahai Abu Hasan ?”
“Wahai putri Rasul. Kubeli onta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Kujual lagi 300 dirham, kontan. Sekarang aku akan menemui Nabi Muhammad saw di Masjid.”
Ketika Ali masuk Masjid, Nabi tersenyum melihatnya. “Hai Abu Hasan ! Kau yang bercerita atau aku yan bercerita ?”
“Antum saja yang bercerita, wahai Rasul.”
“Tahukah kamu siapa Badui yang menjual dan Badui yang membeli onta tadi ?”
“Tidak. Allah & Rasulnya yang lebih mengetahuinya.”
“Berbahagialah kamu. Kamu telah meminjamkan 6 dirham kepada Allah dan Allah memberimu 300 dirham. Tiap 1 dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama dating kepadamu adalah Jibril as. Yang terakhir adalah Mikail as.

Memberi Makan & Menganjurkan BerINFAQ

Memberi Makan
Muslim mengeluarkan dari Jabir ra. dia berkata,
“Ketika aku sedang duduk-duduk di dalam rumahku, tiba-tiba Nabi SAW lewat di depanku. Beliau memberi isyarat dengan tangan agar aku mendekat. Maka aku bangkit dan mendekat ke arah beliau. Beliau memegang tanganku lalu kami beranjak pergi, sehingga kami tiba di salah satu rumah istri beliau. Setelah masuk ke dalam rumah lebih dahulu, beliau mengizinkan aku untuk masuk. Maka aku pun masuk.
Beliau bertanya, “Adakah makan siang?” “Ada,” jawab para penghuni rumah itu.
Beliau meminta tiga potong roti yang diletakkan di atas talam yang ada daun kormanya. Beliau mengambil satu potong dan diletakkan di tangan beliau, lain beliau mengambil sepotong roti lalu diletakkan di atas tanganku, lalu mengambil potongan yang ketiga, memotongnya menjadi dua bagian, satu bagian diletakkan di atas tangan beliau dan sepotong lagi di atas tanganku.
 “Apakah ada kuah?” tanya beliau.
Mereka menjawab, “Tidak ada. Yang ada hanya cuka.”
“Ambil cuka itu dan bawa ke sini, karena kuah yang paling nikmat adalah cuka.”
Ashhabus-Sunan juga mengeluarkan, seperti yang disebutkan di dalam Kitab Jam’ul-Fawa’id, 1:295.
Menganjurkan Berinfaq
Muslim dan An-Nasa’y mengeluarkan dari Jabir ra., dia berkata, “Pada tengah hari selagi kami sedang berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul sekumpulan orang yang menyandang pedang, pakaiannya compang-camping hampir telanjang dan juga telanjang kaki. Mereka semua berasal dari Bani

Mudhar. Muka beliau tampak muram saat melihat keadaan mereka yang miskin itu. Lalu beliau masuk ke dalam rumah dan menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan. Seusai shalat beliau menyampaikan pidato dan membacakan ayat,
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian data diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan wanita yang banyak. Dan, bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (An-Nisa’: 1).
Beliau juga membacakan surat Al-Hasyr:18,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
Beliau menganjurkan agar mereka mengeluarkan shadaqah dan infak. Sehingga ada yang bershadaqah dari sebagian dinarnya, dari sebagian dirhamnya, kain, gandum dan kormanya, bahkan ada yang bershadaqah hanya dengan separoh buah korma. Ada pula seseorang dari Anshar rnembawa bungkusan di tangannya, hingga dia hampir saja tidak kuat membawanya. Sampai akhirnya terkumpul dua tumpuk makanan dan kain. Kulihat muka Rasulullah SAW berseri-seri, lalu beliau bersabda,
“Barangsiapa memberi contoh yang baik dalam Islam, maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengerjakannya setelah itu, tanpa ada yang dikurangi sedikit pun dari pahala mereka, dan barangsiapa memberi contoh yang buruk dalam Islam, maka dia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah itu, tanpa ada yang dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.”

BTricks

Recent Posts

BThemes